Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan




A. Masyarakat Perkotaan, aspek-aspek Positif dan Negatif
1.1 Pengertian Masyarakat
Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baiknya kita tinjau terlebih dahulu definisi tentang masyarakat.  Berikut beberapa definisi masyarakat dari para sarjana :

1.    M. J. Herskovits : Masyrakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
2.    J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan  persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil.
3.    R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.

Syarat terbentuknya masyarakat, yaitu :

1.    Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
2.    Merupakan satu kesatuan .
3.    Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.



2.1    Masyarakat Perkotaan
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan atau status hukum. Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota adalah batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta cirri-ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
2 tipe masyarakat menyikapi perubahan;
1. menolak : mereka yang sifatnya tertutup dan tidak mau menerima perubahan, lebih nyaman dengan budaya asli
2. menerima : mereka yang bersifat terbuka, menerima perubahan, dan ingin mencoba hal-hal baru, walaupun tidak sepenuhnya menghilangkan budaya lama
Ada beberapa ciri- ciri yamg menonjol  pada masyarakat kota yaitu:
a)      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b)      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain.
c)      Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d)      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
e)      Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
f)       Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota,sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru.
g)      Jalan kehidupan cepat, faktor waktu sangat penting.



Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota, antara lain sebagai berikut :
a)      Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
b)      Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan, Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
c)      Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris(pertanian).
d)      Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya di kota sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
e)      Sistem pelapisan social di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
f)       Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
g)      Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan.
h)      Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan.





B. Hubungan Desa dan Kota
1.1 Hubungan Desa dengan Kota
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat pdesaan dan masyarakat perkotaan memiliki hubungan timbal balik yang saling  menguntungkan satu sama lain diantaranya adalah sebagai berikut :
-Desa menjadi daerah dukung utama bagi perkotaan khususnya dalam hal bahan makanan  pokok.
-Desa memiliki potensi besar dalam hal bahan mentah dan tenaga kerja yang jika diolah dengan baik akan sangat berguna bagi daerah perkotaan.
-Masyarakat perkotaan mampu mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai yang nantinya juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan seperti pakaian, pupuk, alat transportasi, dan lain-lain.



C. Aspek Positif dan Negatif
1.1    Aspek Positif dan Negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
    Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
    Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
    Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
    Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
    Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .



2.1 Fungsi eksternal kota
1.Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu.
2.Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas.
3.Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
-Produksi barang dan jasa.
-Terminal dan distribusi barang dan jasa.
4.    Simpul komunikasi regional/global.
5.    Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.




D. Masyarakat Pedesaan
1.1    Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luas wilayah tertentu misalnya saja jumlah per KM” (kilometer persegi) atau jumlah per hektar. Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembangunan perumahan. Di desa jumlah penduduk sedikit, tanah untuk keperluan perumahan cenderung ke arah horizontal, jarang ada bangunan rumah yang bertingkat.
Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan lingkungan di perkotaan. Lingkungan pedesaan terasa lenih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang terdapat disela – sela pepohonan, dipermukaan tanah, di rongga-rongga bawah tanah ataupun beterbangan di udara bebas. Air yang menetes, merembes atau memancar dari sumber-sumbernya dan kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petak-petak persawahan. Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaan.




2.1 Ciri-ciri Desa
Adapun ciri ciri desa tradisional, diantaranya:
-Masyarakat desa memiliki hubungan erat dengan lingkungan alamnya
-Jumlah penduduk desa tidak begitu besar
-Struktur ekonominya dominan agraris (pertanian)
-Cuaca dan iklim memiliki pengaruh besar kepada petani untuk menentukan musim tanam.
-Proses sosial berjalan lambat
-Umumnya berpendidikan rendah




3.1 Ciri-Ciri Masyarakat Desa
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.




4.1 Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.




5.1 Sistem budayaan Pertanian di Indonesia
– Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
– Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
– Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama





6.1 Unsur-unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.



7.1 Fungsi Desa
Adapun fungsi desa yaitu:
-Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
-Desa sebagai sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
-Desa sebagai mitra bagi pembangunan kota
Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah NKRI




8.1 Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

1.    Lingkungan Umum Dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya. Tentu akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam. Misalnya dalam bercocok tanah dan rnenuaj harus pada waktunya, padahal mata pencaharian juga menentukan relasi dan reaksi sosial.

2.    Pekerjaan Atau Mata Pencaharian
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Tetapi mata pencaharian berdagang (bidang ekonomi) pekerjaan sekunder dari pekerjaan yang nonpertanian. Sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha (business) atau industri, demikian pula kegiatan mata pencaharian keluarga untuk tujuan hidupnya lebih luas lagi. Di masyarakat kota mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan, mungkin menjadi manajer suatu perusahaan, ketua atau pimpinan dalam suatu birokrasi.

3.    Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lehih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per kilometer perseginya. Tanah pertanian luasnya bervariasi. Bergantung kepada tipe usaha taninya, tanah yang cukup luasnya sanggup menalnpung usaha tani dan usaha ternak sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas perkotaan.

4.    Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri. Contohnya dalam perubahan-perubahan permukiman, dari penghuni satu keluarga (individual family) megjadi pembangunan multikeluarga dengan flat dan apartemen seperti yang terjadi di kota.

5.    .Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota, Misalnya karena kesalehan, kejujuran, jiwa pengorbanannya. dan pengalamannya. Kalau kriteria ini melekat terus pada generasi selanjutnya, maka kriteria keturunan pun akan menentukan kepemimpinan di pedesaan„










Sumber :

Next
Previous
Click here for Comments

0 komentar: