Perkembangan Penduduk di Amerika

1.1  Pertumbuhan Penduduk di Amerika
    Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan bahwa penduduk negara itu sekarang berjumlah 315.585.000 jiwa, termasuk 11,2 juta warga negara asing yang diperkirakan menetap secara ilegal. Populasi AS membengkak hampir empat kali lipat di sepanjang abad ke-20, dari sekitar 76 juta jiwa pada tahun 1900.Jumlah ini menjadikan AS sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia setelah RRC dan India. Di antara ketiga negara ini, AS adalah satu-satunya negara industri yang peningkatan besar-besaran populasinya dapat diproyeksikan.

Dengan angka kelahiran 13 per 1.000 jiwa, atau 35% di bawah rata-rata dunia, pertumbuhan populasi AS meningkat positif sebesar 0,9%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kebanyakan negara-negara maju lainnya. Pada tahun fiskal 2011, lebih dari satu juta imigran (kebanyakan berasal dari reunifikasi keluarga) diberikan status sebagai warga negara. Meksiko menjadi negara dengan imigran terbanyak yang memasuki AS selama lebih dari dua dekade; sejak 1998, RRC, India, dan Filipina juga menempati peringkat teratas sebagai negara pemasok imigran terbanyak ke Amerika Serikat setiap tahunnya. Sekitar sembilan juta warga Amerika Serikat mengaku sebagai lesbian, gay, biseksual, dan transgender, atau sekitar 4% dari total populasi. Sebuah survei pada tahun 2010 juga menemukan bahwa 7% pria dan 8% wanita di AS mengidentifikasi diri mereka sebagai gay, lesbian, atau biseksual.

1.2 Imigrasi di Amerika

Imigrasi Amerika Serikat (atau imigrasi ke Amerika Serikat) mengarah pada pergerakan non-penduduk ke Amerika Serikat. Imigrasi telah menjadi sumber terbesar untuk pertumbuhan penduduk dan perubahan budaya sepanjang sejarah Amerika Serikat. Aspek ekonomi, sosial, dan politik imigrasi telah mengakibatkan kontroversi terhadap etnisitas, keuntungan ekonomi, pekerjaan untuk non-imigran, pola permukiman, dampak terhadap mobilitas sosial ke atas, kejahatan, dan pemberian suara. Pada 2006, Amerika Serikat menerima lebih banyak imigran legal sebagai penduduk permanen dibanding gabungan negara manapun di dunia.Sejak liberalisasi kebijakan imigrasi tahun 1965, jumlah imigrasi generasi pertama yang menetap di Amerika Serikat telah berlipat empat dari 9.6 juta jiwa pada 1970 menjadi 38 juta jiwa pada 2007, 1.046.539 jiwa mengalami naturalisasi sebagai warga negara AS pada 2008. Negara emigran terbesar ke Amerika Serikat adalah Meksiko, India, dan Filipina.

Sementara masuknya penduduk baru dari berbagai unsur budaya memunculkan sejumlah tantangan, "Amerika Serikat selalu diperkuat oleh penduduk imigran," kata Presiden Bill Clinton tahun 1998. "Amerika selalu mendapat kekuatan dan semangat dari banyak gelombang imigran Mereka telah membuktikan diri sebagai masyarakat paling pantang menyerah, menerima tantangan, inovatif, dan terindustrialisasi." Perjalanan udara murah setelah 1960 mendorong arus penerbangan ke Amerika Serikat, tetapi migrasi masih sulit, mahal, dan berbahaya bagi siapapun yang melintasi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko secara ilegal. Reuni keluarga mencakup dua pertiga imigrasi legal ke AS setiap tahun.

Debat mengenai imigrasi telah dilakukan untuk meningkatkan penegakan hukum yang sudah ada terhadap imigran ilegal, membangun pagar di sebagian atau seluruh perbatasan AS-Meksiko sepanjang 2;000-mil (3;200 km), atau membentuk program pekerja tamu yang baru. Sepanjang 2006, negara ini dan Kongres dipenuhi debat mengenai proposal-proposal tersebut. Pada April 2010, sebagian dari proposal tersebut disahkan menjadi hukum, meski sebagian pagar perbatasan juga disetuju.



1.3 Ekonomi di Amerika
      Ekonomi Amerika Serikat (AS) adalah ekonomi terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) nominalnya tercatat sebesar $15,8 triliun pada tahun 2012, yang merupakan seperempat dari PDB nominal dunia. PDB berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB) Amerika Serikat juga merupakan yang terbesar di dunia dan merupakan seperlima dari PDB KKB dunia. Ekonomi AS merupakan ekonomi campuran yang mengalami pertumbuhan PDB yang stabil, memiliki tingkat pengangguran yang sedang, dan tingkat penelitian dan penanaman modal yang tinggi. Lima rekan dagang utama AS adalah Uni Eropa, Kanada, Tiongkok, Meksiko, dan Jepang.

Amerika Serikat adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, infrastruktur yang maju, dan produktivitas yang tinggi. Pendapatan per kapita (KKB) merupakan yang tertinggi keenam di dunia. AS juga merupakan produsen minyak bumi terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Negara ini juga merupakan negara dagang terbesar kedua setelah Tiongkok. Pada tahun 2010, Amerika Serikat masih menjadi negara pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia berasal dari AS. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di AS. Selain itu, Amerika Serikat memiliki pasar finansial terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Sekitar 60% cadangan mata uang global diinvestasikan dalam dollar AS, sementara 24% diinvestasikan dalam Euro. Bursa Efek New York adalah bursa efek terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Investasi asing langsung di Amerika Serikat tercatat sebesar $2,4 triliun. Investasi Amerika Serikat di negara lain berjumlah $3,3 triliun. Pasar tenaga kerja juga menarik imigran dari seluruh dunia. Selain itu, berdasarkan Indeks Kemudahan Berbisnis dan Laporan Daya Saing Global menempatkan AS sebagai salah satu negara terbaik.

Ekonomi AS saat ini sedang mengalami kesulitan akibat krisis keuangan 2007-2008. Pada Februari 2013, tingkat pengangguran mencapai 7,7% atau 12,0 juta orang, sementara tingkat pengangguran U-6 yang juga meliputi kekurangan pekerjaan mencapai 14,3% atau 22,2 juta. Dengan tingginya tingkat pengangguran, berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan pemotongan anggaran federal, ekonomi AS masih berusaha pulih dari pengangguran. Kemiskinan ekstrem, yaitu rumah tangga dengan pendapatan kurang dari $2 per hari, bertambah dua kali lipat dari angka pada tahun 1996 menjadi 1,5 juta rumah tangga pada tahun 2011, termasuk 2,8 juta anak. Pada tahun 2013, kemiskinan anak-anak mencapai rekor tertinggi, dengan 16,7 juta anak-anak hidup dalam rumah tangga yang makanannya tidak pasti, sekitar 35% lebih tinggi dari angka pada tahun 2007. Terdapat sekitar 643.000 tuna wisma pada Januari 2009, dan dua per tiga di antaranya tinggal di temapt perlindungan darurat atau program perumahan transisional, sementara sisanya tinggal di jalan, bangunan yang ditinggalkan, atau tempat lain yang tidak layak. Pada tahun 2008, AS menghabiskan lebih banyak anggarannya untuk kesehatan dari negara lain di dunia, yaitu sekitar 15,2% dari PDB. Akan tetapi, pada tahun 2013, harapan hidup AS lebih rendah daripada 17 negara berpendapatan tinggi lainnya. Pada tahun 2010, 49,9 juta orang atau 16,3% dari jumlah penduduk AS tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengakibatkan kematian 48.000 orang per tahunnya. Sementara itu, pada tahun 2007, 62,1% pengaju kebangkrutan menyalahkan biaya medis. Sekitar 25% penduduk lansia menyatakan kebangkrutannya karena biaya medis, dan 43% terpaksa menghipotekkan atau menjual kediaman mereka.

Jumlah utang AS tercatat sebesar $50,2 triliun pada akhir kuartal pertama tahun 2010, atau sekitar 3,5 kali PDB. Pada Oktober 2012, proporsi utang public AS 1,0043 kali lebih besar dari PDB. Aset keuangan domestik berjumlah $131 triliun dan liabilitas keuangan domestik berjumlah $106 triliun.



1.4 Kelahiran di Amerika

Tingkat kelahiran bayi di AS telah mengalami penurunan tahun lalu untuk kalangan perempuan di usia belasan tahun, 20-an tahun, dan – secara mengejutkan – usia 30-an tahun, yang menyebabkan jumlah terendah bayi yang baru lahir dalam kurun waktu 30 tahun, menurut laporan pemerintah yang dirilis hari Kamis.
Para pakar mengatakan beberapa faktor yang mungkin menggabungkan dorongan terhadap penurunan jumlah bayi baru lahir, termasuk perubahan perilaku naluri keibuan dan perubahan pola-pola imigrasi. Dari laporan sementara, berdasarkan kajian terhadap lebih dari 99 persen akte kelahiran yang dibuat di seluruh penjuru negeri, terhitung ada 3,853 juta kelahiran tahun lalu. Ini adalah angka terendah sejak tahun 1987.Tingkat kelahiran telah mengalami penurunan sejak tahun 2014, namun tahun 2017 menjadi tahun dengan penurunan terbesar dengan 92.000 tingkat kelahiran lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Ini sesuatu yang mengejutkan, karena melonjaknya tingkat kelahiran bayi sering kali paralel dengan melonjaknya tingkat ekonomi, dan tahun lalu adalah periode tingkat pengangguran yang tergolong rendah dan tahun yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor kemungkinan adalah perubahan perilaku naluri keibuan di antara generasi millenial, yang berada pada periode puncak tingkat kehamilan saat ini. Mereka mungkin cenderung enggan untuk mengandung anak atau memiliki kecenderungan memiliki anak yang lebih sedikit, ujara para peneliti.
Faktor lainnya bisa jadi adanya berbagai perubahan dalam populasi imigran, yang berkontribusi pada hampir seperempat jumlah bayi yang lahir di AS setiap tahun. Contohnya, proporsi imigran keturunan Asia adalah yang terbesar, dan lazimnya mereka memiliki jumlah anak yang lebih sedikit dibandingkan kelompok-kelompok imigran lainnya.
Selain itu, penggunaan peralatan kontrasepsi dan bentuk-bentuk kontrasepsi berjangka panjang lainnya juga terus mengalami peningkatan. Tingkat kelahiran anak dari kalangan perempuan dengan rentang usia 15 hingga 44 tahun, yang dikenal sebagai tingkat fertilitas umum, juga mengalami tingkat kelahiran bayi terendah dengan 60 per 1.000 kelahiran bayi.
Perempuan di usia awal 40-an merupakan satu-satunya kelompok dengan tingkat kelahiran bayi yang lebih tinggi di tahun 2017, yang mengalami peningkatan sebesar 2 persen pada tahun itu. Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 40-an telah meningkat sejak awal tahun 1980-an. Tingkat kelahiran melalui bedah caesar sedikit mengalami peningkatan setelah mengalami penurunan berturut-turut selama empat tahun sebelumnya. Berbagai studi juga menunjukkan bedah caesar sebagai tindakan yang paling umum untuk ibu berusia lebih tua yang baru pertama kali melahirkan.
Tingkat kelahiran bayi prematur dan berat bayi yang lebih rendah saat dilahirkan juga meningkat untuk tiga tahun berturut-turut, kemungkinan juga untuk alasan yang sama. Tingkat kelahiran bayi di antara ibu berusia belasan tahun terus mengalami penurunan tajam, sejak pertama kali terjadi pada tahun 1990-an. Pada tahun 2017, tingkat kelahiran bayi mengalami penurunan sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 20-an terus mengalami penurunan dan telah mencapai tingkat terendah. Tingkat kelahiran bayi untuk perempuan di rentang usia ini mengalami penurunan sebesar 4 persen.
Mungkin yang paling mengejutkan, tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 30-an hanya mengalami sedikit penurunan, yaitu tingkat penurunan sebesar 2 persen untuk perempuan di rentang usia 30 hingga 34 tahun dan 1 persen untuk perempuan di rentang usia 35 hingga 39 tahun. Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 30an terus mengalami peningkatan paling tidak dalam waktu limapuluh tahun terakhir, dan perempuan di awal usia 30-an menjadi kelompok usia dengan tingkat kelahiran bayi tertinggi. Penurunan angka tingkat kelahiran bayi telah menimbulkan pertanyaan di antara para pakar, namun mereka juga melihat tingkat penurunannya sangat rendah.
“Tidak mudah mengatakan apakah hal ini menandai adanya perubahan fundamental atau hanya sesuatu yang bersifat sementara,” ujar Hans-Peter Kohler, seorang ahli kependudukan dari Universitas Pennsylvania yang mempelajari tren tingkat kelahiran bayi. AS dahulunya termasuk sedikit negara maju dengan tingkat fertilitas yang memastikan setiap generasi memiliki cukup anak untuk menggantikan generasi terdahulu. Tingkat kelahiran saat ini kurang dari tingkat acuan dalam kemampuan untuk menggantikan generasi pendahulu. Angkanya masih di atas negara-negara lain seperti Spanyol, Yunani, Jepang, dan Italia, namun kesenjangannya tampak semakin mengecil. Sepuluh tahun yang lalu, perkiraan tingkat kelahiran bayi adalah 2,1 anak untuk setiap perempuan AS. Pada tahun 2017, tingkat kelahiran berada kurang dari 1,8; menjadi tingkat terendah sejak 1978. “Ini adalah penurunan tingkat kelahiran bayi yang cukup berarti,” ujar Dr. John Santelli, seorang profesor di bidang populasi dan kesehatan keluarga serta kedokteran anak.


1.5 Kematian di Amerika
Dengan hampir 900 kematian ibu melahirkan setahun, Amerika Serikat adalah salah satu negeri dengan tingkat kematian tertinggi di negara maju.Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 900 wanita meninggal saat melahirkan: 26 kematian untuk 100.000 kelahiran, salah satu rasio terburuk di negara maju. Sebagai perbandingan, di Prancis, ada hampir delapan ibu yang meninggal per 100.000 kelahiran. Sederhana saja: dari semua negara bagian Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), hanya Meksiko yang lebih buruk daripada Amerika Serikat. Dan sementara semua negara kaya melihat penurunan angka kematian ibu mereka, kurva tersebut terus meningkat dari tahun 2000 sampai 2014 di negara yang paling makmur di dunia.Texas, negara bagian Amerika yang paling berbahaya untuk melahirkan anak, adalah zona perang:  36 perempuan meninggal dari 100.000 kelahiran.
Ibu-ibu ini paling sering terserang perdarahan, masalah jantung, infeksi atau preeklampsia, hipertensi ini khusus untuk kehamilan dan konsekuensi pasca melahirkan. Dengan tindak lanjut yang tepat, bagaimanapun, sebagian besar komplikasi ini dapat diobati dengan baik atau bahkan dihindari.ProPublica, pemain murni yang mengkhususkan diri dalam jurnalisme investigatif, mulai menceritakan kisah korban ini dalam sebuah peringatan, “Lost Mothers”.Tersebutlah Laura Lenss, 38 tahun. Kembali dari bangsal bersalin dengan Wally, bayinya yang baru lahir, arsitek Seattle ini sangat senang: “Dia sempurna, dia sangat cantik,” ulangnya pada adiknya. Ternyata, Laura menderita perineum robek besar, tapi bukankah kejadian itu menimpanya tiga tahun yang lalu ketika anak pertamanya, Henry, lahir? Beberapa hari setelah melahirkan, Laura, kelelahan, tidak berani menjawab panggilan video dari orang tuanya karena wajahnya pucat. Saat tiba di rumahnya, mereka segera melakukan penyelamatan. Beberapa jam kemudian, wanita muda tersebut meninggal di rumah sakit, menyusul adanya infeksi yang disebabkan oleh luka perineumnya. “Sejak hari itu, kami tidak berhenti menangis,” kata adiknya.
Bagi ProPublica, alasan untuk hecatomb ini rumit: tentu saja ada sistem kesehatan Amerika, yang membuat banyak wanita kekurangan jaminan kualitas pemantauan kehamilan. Tapi fakta ini tidak menjelaskan krisis kesehatan saja. Banyak martir kehamilan termasuk dalam lingkungan yang disukai, seperti Laura Lenss.ProPublica menunjuk pada sejumlah besar bedah caesar yang dilakukan di seluruh negeri, menyebabkan lebih banyak komplikasi, kehamilan lanjut, obesitas dan diabetes, amat banyak ditemukan. Tapi situs tersebut juga memajukan sebuah hipotesis yang menakjubkan. Selama bertahun-tahun, profesi medis Amerika memiliki spesialisasi dalam perawatan bayi baru lahir dan bahkan berada di garis depan prematuritas. Apakah prestasi teknis ini secara paradoks menjaga pengasuh jauh dari para ibu, membuat mereka kurang perhatian?.Baru-baru ini juara tenis Serena Williams mengatakan kepada majalah “Vogue”  tentang  persalinan apokaliptiknya. Setelah operasi caesar dilakukan dengan segera untuk melahirkan putrinya Olympia, petenis kondang ini mengalami sesak napas. Sudah terkena flebitis, dia takut pada emboli paru dan segera mengeluhkan kepada dokter dan perawat. Mereka tetap tuli terhadap keluhannya.
Hanya setelah cukup keras protes dia pun diberi pemindai: Serena Williams memiliki banyak bekuan darah di paru-parunya. Petenis batuk begitu banyak karena emboli bahwa bekas luka operasi caesarnya terbuka kembali. Dalam prosesnya, banyak wanita berbagi pengalaman serupa di Twitter dan angka yang muncul lainnya membuat ngeri. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, wanita kulit hitam Amerika membayar penghormatan lebih besar untuk bersalin: tiga sampai empat kali lebih meninggal saat melahirkan daripada wanita kulit putih.



1.6 Kebudayaan di Amerika

Perkembangan Budaya Amerika Serikat sejarah,hari-hari libur, olahragaagamakulinermusiktari, dan seni rupa banyak dipengaruhi oleh budaya eropa, khususnya inggris, serta budaya indian sebagai masyarakat asli.Negara Amerika Serikat pada awal-awal berdirinya memberlakukan kebijakan buka pintu bagi para imigran yang datang dari seluruh dunia. Para imigran yang datang ke Amerika, dan kemudian memilih untuk menetap dan menjadi warga Amerika, oleh pemerintah diminta untuk tidak meninggalkan kebudayaannya dan tetap mempraktikannya selama tinggal di Amerika. Hal tersebut membuat budaya Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai macam budaya dunia bercampur, namun budaya country dan koboi umumnya menjadi salah satu lambang dan ciri khas yang terkenal tentang Amerika.
Masyarakat Amerika Serikat mengakui mereka tidak memiliki budaya khusus turun termurun, melainkan menganggap bahwa budaya mereka adalah budaya untuk "berusaha menjadi yang terbaik". Karena tidak ada faktor kasta, agama, dan budaya yang menghalangi hal ini, masyarakat di negara tersebut mempercayai, seseorang yang berusaha untuk menjadi yang terbaik, akan dapat menjadi yang terbaik.
Budaya Amerika Serikat telah berkembang ke seluruh dunia dalam berbagai bentuk adaptasi dan telah memengaruhi seluruh dunia, khususnya dunia Barat. Musik di Amerika Serikat banyak didengarkan di seluruh dunia, dan tayangan film beserta televisi Amerika Serikat dapat dilihat di manapun. Kini sebagian besar kota di sana memiliki musik klasik dan rakyat; pusat penelitian dan museumpertunjukan tarimusik dan drama;proyek seni terbuka dan arsitektur penting.
Amerika Serikat juga menjadi pusat pendidikan yang berkualitas tinggi. Negara tersebut memiliki lebih dari 1.500 universitaskolese, dan berbagai institusi pendidikan, beberapa di antaranya terkenal di seluruh dunia. Di negara tersebut banyak terdapat tempat-tempat berjudi seperti di kota Las Vegas yang dikenal sebagai Sin City (Kota Penuh Dosa).



1.7 Keagamaan di Amerika


Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, Amerika Serikat adalah tempat berbagai kepercayaan dan agama saling bertemu. Meskipun termasuk negara yang menganut paham liberalisme, sebagian besar penduduk Amerika Serikat menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari. Amerika Serikat adalah negara sekuler sehingga pemerintah tidak mengakui suatu agama tertentu sebagai agama resmi. Meskipun tergolong sebagai negara sekuler, pemerintah Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum dalam Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat. Menurut laporan Pusat Penelitian Pew pada tahun 2014, mayoritas dari penduduk Amerika Serikat adalah penganut agama Kristen dengan persentase sebesar 70,6%. Penganut agama Kristen di Amerika Serikat terdiri dari bermacam-macam denominasi. Sebagian besar dari penganut Kristen di Amerika Serikat adalah kaum Protestan dengan persentase mencapai 46,5% dari keseluruhan populasi penduduk Amerika Serikat. Terdapat juga penganut agama Kristen Katolik yang menyusun 20,8% dari total populasi Amerika Serikat. Terdapat sebagian kecil komuniats jemaat gereja-gereja Kristen Ortodoks yang dibawa oleh para imigran dari Eropa Timur dan Timur Tengah.
Yahudi adalah agama non-Kristen terbesar di Amerika Serikat dengan persentase 1,9% dari total populasi penduduk Amerika Serikat. Meskipun termasuk golongan minoritas secara agama dan etnis, etnis Yahudi Amerika banyak yang memegang peranan penting di Amerika Serikat. Banyak keturunan Yahudi-Amerika yang berprofesi di bidang politik-pemerintahan dan menjadi pebisnis sukses di Amerika Serikat. Agama non-Kristen terbesar kedua setelah Yahudi di Amerika Serikat adalah agama Islam. Terdapat sebanyak 0,9% umat muslim di Amerika Serikat. Penganut agama dharmik seperti agama Hindu dan Buddha di Amerika Serikat sebagian besar dibawa oleh para imigran asal Asia Selatan dan Asia Timur. Orang yang tidak tergabung dalam agama tertentu di Amerika Serikat memiliki jumlah pengikut yang besar. Tercatat sebanyak 22,8% penduduk Amerika Serikat mengaku sebagai penganut paham ateisme atau agnostisisme.
Dalam dekade terakhir, jumlah penganut agama di Amerika Serikat mengalami penurunan. Penurunan ini khususnya terjadi pada penganut agama Kristen baik itu dari Kristen Protestan, Katolik, dan aliran Kristen lainnya. Namun sebaliknya, jumlah orang yang tidak beragama di Amerika Serikat cenderung semakin meningkat. Menurut penelitian Pusat Penelitian Pew terjadi kenaikan sebesar 6,7% orang yang tidak beragama dalam kurun waktu 2007 hingga 2014. Populasi umat muslim di Amerika Serikat cenderung mengalami pertumbuhan bahkan semenjak peristiwa Serangan 11 September 2001. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah muslim di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut agama Yahudi. Dari 50 negara bagian di Amerika Serikat dan 1 distrik federal, Mississippi adalah negara bagian yang paling religius dengan persentasi 59% penduduk masuk dalam kategori sangat religius. Diurutan kedua ditempati oleh negara bagian Alabama dengan persentase 56% penduduknya tergolong kedalam kategori sangat religius. Sedangkan Utah yang merupakan negara bagian dengan kantong populasi pengikut mormon terbesar terdapat 54% penduduknya yang termasuk kategori sangat religious.










Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_S
Next
Previous
Click here for Comments

0 komentar: