1.1
Pertumbuhan Penduduk
di Amerika
Biro Sensus Amerika
Serikat memperkirakan bahwa penduduk negara itu sekarang berjumlah 315.585.000
jiwa, termasuk 11,2 juta warga negara asing yang diperkirakan menetap secara
ilegal. Populasi AS membengkak hampir empat kali lipat di sepanjang abad ke-20,
dari sekitar 76 juta jiwa pada tahun 1900.Jumlah ini menjadikan AS sebagai
negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia setelah RRC dan India. Di
antara ketiga negara ini, AS adalah satu-satunya negara industri yang
peningkatan besar-besaran populasinya dapat diproyeksikan.
Dengan angka kelahiran
13 per 1.000 jiwa, atau 35% di bawah rata-rata dunia, pertumbuhan populasi AS
meningkat positif sebesar 0,9%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kebanyakan negara-negara maju lainnya. Pada tahun fiskal 2011, lebih dari satu
juta imigran (kebanyakan berasal dari reunifikasi keluarga) diberikan status
sebagai warga negara. Meksiko menjadi negara dengan imigran terbanyak yang
memasuki AS selama lebih dari dua dekade; sejak 1998, RRC, India, dan Filipina
juga menempati peringkat teratas sebagai negara pemasok imigran terbanyak ke
Amerika Serikat setiap tahunnya. Sekitar sembilan juta warga Amerika Serikat
mengaku sebagai lesbian, gay, biseksual, dan transgender, atau sekitar 4% dari
total populasi. Sebuah survei pada tahun 2010 juga menemukan bahwa 7% pria dan
8% wanita di AS mengidentifikasi diri mereka sebagai gay, lesbian, atau
biseksual.
1.2 Imigrasi
di Amerika
Imigrasi Amerika Serikat (atau imigrasi ke
Amerika Serikat) mengarah pada pergerakan non-penduduk ke Amerika Serikat.
Imigrasi telah menjadi sumber terbesar untuk pertumbuhan penduduk dan perubahan
budaya sepanjang sejarah Amerika Serikat. Aspek ekonomi, sosial, dan politik
imigrasi telah mengakibatkan kontroversi terhadap etnisitas, keuntungan
ekonomi, pekerjaan untuk non-imigran, pola permukiman, dampak terhadap
mobilitas sosial ke atas, kejahatan, dan pemberian suara. Pada 2006, Amerika
Serikat menerima lebih banyak imigran legal sebagai penduduk permanen dibanding
gabungan negara manapun di dunia.Sejak liberalisasi kebijakan imigrasi tahun
1965, jumlah imigrasi generasi pertama yang menetap di Amerika Serikat telah
berlipat empat dari 9.6 juta jiwa pada 1970 menjadi 38 juta
jiwa pada 2007, 1.046.539 jiwa mengalami naturalisasi sebagai
warga negara AS pada 2008. Negara emigran terbesar ke Amerika Serikat adalah
Meksiko, India, dan Filipina.
Sementara masuknya penduduk baru dari berbagai
unsur budaya memunculkan sejumlah tantangan, "Amerika Serikat selalu
diperkuat oleh penduduk imigran," kata Presiden Bill Clinton tahun 1998.
"Amerika selalu mendapat kekuatan dan semangat dari banyak gelombang imigran
Mereka telah membuktikan diri sebagai masyarakat paling pantang menyerah,
menerima tantangan, inovatif, dan terindustrialisasi." Perjalanan udara
murah setelah 1960 mendorong arus penerbangan ke Amerika Serikat, tetapi
migrasi masih sulit, mahal, dan berbahaya bagi siapapun yang melintasi
perbatasan Amerika Serikat-Meksiko secara ilegal. Reuni keluarga mencakup dua pertiga imigrasi
legal ke AS setiap tahun.
Debat mengenai imigrasi telah dilakukan untuk
meningkatkan penegakan hukum yang sudah ada terhadap imigran ilegal, membangun
pagar di sebagian atau seluruh perbatasan AS-Meksiko sepanjang 2;000-mil (3;200
km), atau membentuk program pekerja tamu yang baru. Sepanjang 2006, negara ini
dan Kongres dipenuhi debat mengenai proposal-proposal tersebut. Pada April 2010,
sebagian dari proposal tersebut disahkan menjadi hukum, meski sebagian pagar
perbatasan juga disetuju.
1.3
Ekonomi di Amerika
Ekonomi Amerika Serikat (AS)
adalah ekonomi terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) nominalnya
tercatat sebesar $15,8 triliun pada tahun 2012, yang merupakan seperempat dari
PDB nominal dunia. PDB berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB)
Amerika Serikat juga merupakan yang terbesar di dunia dan merupakan seperlima
dari PDB KKB dunia. Ekonomi AS merupakan ekonomi campuran yang mengalami
pertumbuhan PDB yang stabil, memiliki tingkat pengangguran yang sedang, dan
tingkat penelitian dan penanaman modal yang tinggi. Lima rekan dagang utama AS
adalah Uni Eropa, Kanada, Tiongkok, Meksiko, dan Jepang.
Amerika Serikat adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki
sumber daya alam yang berlimpah, infrastruktur yang maju, dan produktivitas
yang tinggi. Pendapatan per kapita (KKB) merupakan yang tertinggi keenam di
dunia. AS juga merupakan produsen minyak bumi terbesar ketiga dan produsen gas
alam terbesar kedua di dunia. Negara ini juga merupakan negara dagang terbesar
kedua setelah Tiongkok. Pada tahun 2010, Amerika Serikat masih menjadi negara
pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia berasal dari AS. Dari
500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di AS. Selain itu, Amerika
Serikat memiliki pasar finansial terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
Sekitar 60% cadangan mata uang global diinvestasikan dalam dollar AS, sementara
24% diinvestasikan dalam Euro. Bursa Efek New York adalah bursa efek terbesar
di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Investasi asing langsung di Amerika
Serikat tercatat sebesar $2,4 triliun. Investasi Amerika Serikat di negara lain
berjumlah $3,3 triliun. Pasar tenaga kerja juga menarik imigran dari seluruh
dunia. Selain itu, berdasarkan Indeks Kemudahan Berbisnis dan Laporan Daya
Saing Global menempatkan AS sebagai salah satu negara terbaik.
Ekonomi AS saat ini sedang mengalami kesulitan akibat krisis keuangan
2007-2008. Pada Februari 2013, tingkat pengangguran mencapai 7,7% atau 12,0
juta orang, sementara tingkat pengangguran U-6 yang juga meliputi kekurangan
pekerjaan mencapai 14,3% atau 22,2 juta. Dengan tingginya tingkat pengangguran,
berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan pemotongan anggaran federal, ekonomi
AS masih berusaha pulih dari pengangguran. Kemiskinan ekstrem, yaitu rumah
tangga dengan pendapatan kurang dari $2 per hari, bertambah dua kali lipat dari
angka pada tahun 1996 menjadi 1,5 juta rumah tangga pada tahun 2011, termasuk
2,8 juta anak. Pada tahun 2013, kemiskinan anak-anak mencapai rekor tertinggi,
dengan 16,7 juta anak-anak hidup dalam rumah tangga yang makanannya tidak
pasti, sekitar 35% lebih tinggi dari angka pada tahun 2007. Terdapat sekitar 643.000
tuna wisma pada Januari 2009, dan dua per tiga di antaranya tinggal di temapt
perlindungan darurat atau program perumahan transisional, sementara sisanya
tinggal di jalan, bangunan yang ditinggalkan, atau tempat lain yang tidak
layak. Pada tahun 2008, AS menghabiskan lebih banyak anggarannya untuk
kesehatan dari negara lain di dunia, yaitu sekitar 15,2% dari PDB. Akan tetapi,
pada tahun 2013, harapan hidup AS lebih rendah daripada 17 negara berpendapatan
tinggi lainnya. Pada tahun 2010, 49,9 juta orang atau 16,3% dari jumlah
penduduk AS tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengakibatkan kematian
48.000 orang per tahunnya. Sementara itu, pada tahun 2007, 62,1% pengaju
kebangkrutan menyalahkan biaya medis. Sekitar 25% penduduk lansia menyatakan
kebangkrutannya karena biaya medis, dan 43% terpaksa menghipotekkan atau
menjual kediaman mereka.
Jumlah utang AS tercatat sebesar $50,2 triliun pada akhir kuartal
pertama tahun 2010, atau sekitar 3,5 kali PDB. Pada Oktober 2012, proporsi
utang public AS 1,0043 kali lebih besar dari PDB. Aset keuangan domestik
berjumlah $131 triliun dan liabilitas keuangan domestik berjumlah $106 triliun.
1.4 Kelahiran
di Amerika
Tingkat kelahiran bayi di AS
telah mengalami penurunan tahun lalu untuk kalangan perempuan di usia belasan
tahun, 20-an tahun, dan – secara mengejutkan – usia 30-an tahun, yang
menyebabkan jumlah terendah bayi yang baru lahir dalam kurun waktu 30 tahun,
menurut laporan pemerintah yang dirilis hari Kamis.
Para
pakar mengatakan beberapa faktor yang mungkin menggabungkan dorongan terhadap
penurunan jumlah bayi baru lahir, termasuk perubahan perilaku naluri keibuan
dan perubahan pola-pola imigrasi. Dari laporan sementara, berdasarkan kajian
terhadap lebih dari 99 persen akte kelahiran yang dibuat di seluruh penjuru
negeri, terhitung ada 3,853 juta kelahiran tahun lalu. Ini adalah angka
terendah sejak tahun 1987.Tingkat kelahiran telah mengalami penurunan sejak
tahun 2014, namun tahun 2017 menjadi tahun dengan penurunan terbesar dengan
92.000 tingkat kelahiran lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Ini sesuatu yang mengejutkan, karena melonjaknya
tingkat kelahiran bayi sering kali paralel dengan melonjaknya tingkat ekonomi,
dan tahun lalu adalah periode tingkat pengangguran yang tergolong rendah dan tahun
yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor kemungkinan adalah
perubahan perilaku naluri keibuan di antara generasi millenial, yang berada
pada periode puncak tingkat kehamilan saat ini. Mereka mungkin cenderung enggan
untuk mengandung anak atau memiliki kecenderungan memiliki anak yang lebih
sedikit, ujara para peneliti.
Faktor lainnya bisa jadi adanya berbagai perubahan
dalam populasi imigran, yang berkontribusi pada hampir seperempat jumlah bayi
yang lahir di AS setiap tahun. Contohnya, proporsi imigran keturunan Asia
adalah yang terbesar, dan lazimnya mereka memiliki jumlah anak yang lebih
sedikit dibandingkan kelompok-kelompok imigran lainnya.
Selain itu, penggunaan peralatan kontrasepsi dan
bentuk-bentuk kontrasepsi berjangka panjang lainnya juga terus mengalami
peningkatan. Tingkat kelahiran anak dari kalangan perempuan dengan rentang usia
15 hingga 44 tahun, yang dikenal sebagai tingkat fertilitas umum, juga
mengalami tingkat kelahiran bayi terendah dengan 60 per 1.000 kelahiran bayi.
Perempuan di usia awal 40-an merupakan satu-satunya
kelompok dengan tingkat kelahiran bayi yang lebih tinggi di tahun 2017, yang
mengalami peningkatan sebesar 2 persen pada tahun itu. Tingkat kelahiran bayi
di antara perempuan berusia 40-an telah meningkat sejak awal tahun 1980-an. Tingkat
kelahiran melalui bedah caesar sedikit mengalami peningkatan setelah mengalami
penurunan berturut-turut selama empat tahun sebelumnya. Berbagai studi juga
menunjukkan bedah caesar sebagai tindakan yang paling umum untuk ibu berusia
lebih tua yang baru pertama kali melahirkan.
Tingkat kelahiran bayi prematur dan berat bayi yang
lebih rendah saat dilahirkan juga meningkat untuk tiga tahun berturut-turut,
kemungkinan juga untuk alasan yang sama. Tingkat kelahiran bayi di antara ibu
berusia belasan tahun terus mengalami penurunan tajam, sejak pertama kali
terjadi pada tahun 1990-an. Pada tahun 2017, tingkat kelahiran bayi mengalami
penurunan sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kelahiran
bayi di antara perempuan berusia 20-an terus mengalami penurunan dan telah
mencapai tingkat terendah. Tingkat kelahiran bayi untuk perempuan di rentang
usia ini mengalami penurunan sebesar 4 persen.
Mungkin yang paling mengejutkan, tingkat kelahiran
bayi di antara perempuan berusia 30-an hanya mengalami sedikit penurunan, yaitu
tingkat penurunan sebesar 2 persen untuk perempuan di rentang usia 30 hingga 34
tahun dan 1 persen untuk perempuan di rentang usia 35 hingga 39 tahun. Tingkat
kelahiran bayi di antara perempuan berusia 30an terus mengalami peningkatan
paling tidak dalam waktu limapuluh tahun terakhir, dan perempuan di awal usia
30-an menjadi kelompok usia dengan tingkat kelahiran bayi tertinggi. Penurunan
angka tingkat kelahiran bayi telah menimbulkan pertanyaan di antara para pakar,
namun mereka juga melihat tingkat penurunannya sangat rendah.
“Tidak mudah mengatakan apakah hal ini menandai
adanya perubahan fundamental atau hanya sesuatu yang bersifat sementara,” ujar
Hans-Peter Kohler, seorang ahli kependudukan dari Universitas Pennsylvania yang
mempelajari tren tingkat kelahiran bayi. AS dahulunya termasuk sedikit negara
maju dengan tingkat fertilitas yang memastikan setiap generasi memiliki cukup
anak untuk menggantikan generasi terdahulu. Tingkat kelahiran saat ini kurang
dari tingkat acuan dalam kemampuan untuk menggantikan generasi pendahulu.
Angkanya masih di atas negara-negara lain seperti Spanyol, Yunani, Jepang, dan
Italia, namun kesenjangannya tampak semakin mengecil. Sepuluh tahun yang lalu,
perkiraan tingkat kelahiran bayi adalah 2,1 anak untuk setiap perempuan AS.
Pada tahun 2017, tingkat kelahiran berada kurang dari 1,8; menjadi tingkat
terendah sejak 1978. “Ini adalah penurunan tingkat kelahiran bayi yang cukup
berarti,” ujar Dr. John Santelli, seorang profesor di bidang populasi dan
kesehatan keluarga serta kedokteran anak.
1.5 Kematian di Amerika
Dengan hampir 900 kematian ibu melahirkan setahun,
Amerika Serikat adalah salah satu negeri dengan tingkat kematian tertinggi di
negara maju.Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 900 wanita meninggal saat
melahirkan: 26 kematian untuk 100.000 kelahiran, salah satu rasio terburuk di negara maju. Sebagai perbandingan,
di Prancis, ada hampir delapan ibu yang meninggal per 100.000 kelahiran. Sederhana
saja: dari semua negara bagian Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD), hanya Meksiko yang lebih buruk daripada Amerika Serikat.
Dan sementara semua negara kaya melihat penurunan angka kematian ibu mereka,
kurva tersebut terus meningkat dari tahun 2000 sampai 2014 di negara yang
paling makmur di dunia.Texas, negara bagian Amerika yang paling berbahaya untuk
melahirkan anak, adalah zona perang: 36 perempuan meninggal dari 100.000 kelahiran.
Ibu-ibu ini paling sering terserang perdarahan, masalah
jantung, infeksi atau preeklampsia, hipertensi ini khusus untuk kehamilan dan
konsekuensi pasca melahirkan. Dengan tindak lanjut yang tepat, bagaimanapun,
sebagian besar komplikasi ini dapat diobati dengan baik atau bahkan
dihindari.ProPublica, pemain murni yang mengkhususkan diri dalam jurnalisme
investigatif, mulai menceritakan kisah korban ini dalam sebuah
peringatan, “Lost Mothers”.Tersebutlah Laura Lenss, 38 tahun. Kembali dari bangsal
bersalin dengan Wally, bayinya yang baru lahir, arsitek Seattle ini sangat
senang: “Dia sempurna, dia sangat cantik,” ulangnya pada adiknya. Ternyata,
Laura menderita perineum robek besar, tapi bukankah kejadian itu menimpanya
tiga tahun yang lalu ketika anak pertamanya, Henry, lahir? Beberapa hari
setelah melahirkan, Laura, kelelahan, tidak berani menjawab panggilan video
dari orang tuanya karena wajahnya pucat. Saat tiba di rumahnya, mereka segera
melakukan penyelamatan. Beberapa jam kemudian, wanita muda tersebut meninggal
di rumah sakit, menyusul adanya infeksi yang disebabkan oleh luka perineumnya. “Sejak
hari itu, kami tidak berhenti menangis,” kata adiknya.
Bagi ProPublica, alasan untuk hecatomb ini rumit: tentu
saja ada sistem kesehatan Amerika, yang membuat banyak wanita kekurangan
jaminan kualitas pemantauan kehamilan. Tapi fakta ini tidak menjelaskan krisis
kesehatan saja. Banyak martir kehamilan termasuk dalam lingkungan yang disukai,
seperti Laura Lenss.ProPublica menunjuk pada sejumlah besar bedah caesar yang
dilakukan di seluruh negeri, menyebabkan lebih banyak komplikasi, kehamilan
lanjut, obesitas dan diabetes, amat banyak ditemukan. Tapi situs tersebut juga
memajukan sebuah hipotesis yang menakjubkan. Selama bertahun-tahun, profesi
medis Amerika memiliki spesialisasi dalam perawatan bayi baru lahir dan bahkan
berada di garis depan prematuritas. Apakah prestasi teknis ini secara paradoks
menjaga pengasuh jauh dari para ibu, membuat mereka kurang perhatian?.Baru-baru
ini juara tenis Serena Williams mengatakan kepada majalah “Vogue”
tentang persalinan apokaliptiknya. Setelah operasi caesar dilakukan
dengan segera untuk melahirkan putrinya Olympia, petenis kondang ini mengalami
sesak napas. Sudah terkena flebitis, dia takut pada emboli paru dan segera
mengeluhkan kepada dokter dan perawat. Mereka tetap tuli terhadap keluhannya.
Hanya setelah cukup keras protes dia pun diberi pemindai:
Serena Williams memiliki banyak bekuan darah di paru-parunya. Petenis batuk
begitu banyak karena emboli bahwa bekas luka operasi caesarnya terbuka kembali.
Dalam prosesnya, banyak wanita berbagi pengalaman serupa di Twitter dan angka
yang muncul lainnya membuat ngeri. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit, wanita kulit hitam Amerika membayar penghormatan lebih besar untuk bersalin:
tiga sampai empat kali lebih meninggal saat melahirkan daripada wanita kulit
putih.
1.6 Kebudayaan di Amerika
Perkembangan Budaya Amerika Serikat sejarah,hari-hari libur, olahraga, agama, kuliner, musik, tari, dan seni rupa banyak
dipengaruhi oleh budaya eropa, khususnya inggris, serta
budaya indian sebagai
masyarakat asli.Negara Amerika
Serikat pada awal-awal berdirinya memberlakukan kebijakan
buka pintu bagi para imigran yang datang dari seluruh dunia. Para imigran yang
datang ke Amerika, dan kemudian memilih untuk menetap dan menjadi warga
Amerika, oleh pemerintah diminta untuk tidak meninggalkan kebudayaannya dan
tetap mempraktikannya selama tinggal di Amerika. Hal tersebut membuat budaya
Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai macam budaya dunia bercampur,
namun budaya country dan koboi umumnya
menjadi salah satu lambang dan ciri khas yang terkenal tentang Amerika.
Masyarakat Amerika Serikat
mengakui mereka tidak memiliki budaya khusus turun termurun, melainkan
menganggap bahwa budaya mereka adalah budaya untuk "berusaha menjadi yang
terbaik". Karena tidak ada faktor kasta, agama, dan budaya yang
menghalangi hal ini, masyarakat di negara tersebut mempercayai, seseorang yang
berusaha untuk menjadi yang terbaik, akan dapat menjadi yang terbaik.
Budaya Amerika Serikat telah
berkembang ke seluruh dunia dalam berbagai bentuk adaptasi dan telah
memengaruhi seluruh dunia, khususnya dunia Barat. Musik di Amerika Serikat banyak
didengarkan di seluruh dunia, dan tayangan film beserta televisi Amerika Serikat dapat dilihat di
manapun. Kini sebagian besar kota di sana memiliki musik klasik dan rakyat; pusat penelitian dan museum, pertunjukan tari, musik dan drama;proyek seni terbuka dan arsitektur penting.
Amerika Serikat juga menjadi
pusat pendidikan yang berkualitas tinggi. Negara tersebut memiliki lebih dari
1.500 universitas, kolese, dan berbagai institusi
pendidikan, beberapa di antaranya terkenal di seluruh dunia. Di negara tersebut
banyak terdapat tempat-tempat berjudi seperti di kota Las Vegas yang dikenal sebagai Sin
City (Kota Penuh Dosa).
1.7 Keagamaan di Amerika
Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, Amerika
Serikat adalah tempat berbagai kepercayaan dan agama saling bertemu. Meskipun
termasuk negara yang menganut paham liberalisme, sebagian besar penduduk
Amerika Serikat menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Amerika Serikat adalah negara sekuler sehingga pemerintah tidak
mengakui suatu agama tertentu sebagai agama resmi. Meskipun tergolong sebagai
negara sekuler, pemerintah Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi
setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum
dalam Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat. Menurut laporan Pusat
Penelitian Pew pada tahun 2014, mayoritas dari penduduk Amerika Serikat adalah
penganut agama Kristen dengan persentase sebesar 70,6%. Penganut agama Kristen
di Amerika Serikat terdiri dari bermacam-macam denominasi. Sebagian besar dari
penganut Kristen di Amerika Serikat adalah kaum Protestan dengan persentase
mencapai 46,5% dari keseluruhan populasi penduduk Amerika Serikat. Terdapat
juga penganut agama Kristen Katolik yang menyusun 20,8% dari total populasi
Amerika Serikat. Terdapat sebagian kecil komuniats jemaat gereja-gereja Kristen
Ortodoks yang dibawa oleh para imigran dari Eropa Timur dan Timur Tengah.
Yahudi adalah agama
non-Kristen terbesar di Amerika Serikat dengan persentase 1,9% dari total
populasi penduduk Amerika Serikat. Meskipun termasuk golongan minoritas secara
agama dan etnis, etnis Yahudi Amerika banyak yang memegang peranan penting di
Amerika Serikat. Banyak keturunan Yahudi-Amerika yang berprofesi di bidang
politik-pemerintahan dan menjadi pebisnis sukses di Amerika Serikat. Agama
non-Kristen terbesar kedua setelah Yahudi di Amerika Serikat adalah agama
Islam. Terdapat sebanyak 0,9% umat muslim di Amerika Serikat. Penganut agama
dharmik seperti agama Hindu dan Buddha di Amerika Serikat sebagian besar dibawa
oleh para imigran asal Asia Selatan dan Asia Timur. Orang yang tidak tergabung
dalam agama tertentu di Amerika Serikat memiliki jumlah pengikut yang besar.
Tercatat sebanyak 22,8% penduduk Amerika Serikat mengaku sebagai penganut paham
ateisme atau agnostisisme.
Dalam dekade
terakhir, jumlah penganut agama di Amerika Serikat mengalami penurunan.
Penurunan ini khususnya terjadi pada penganut agama Kristen baik itu dari
Kristen Protestan, Katolik, dan aliran Kristen lainnya. Namun sebaliknya,
jumlah orang yang tidak beragama di Amerika Serikat cenderung semakin
meningkat. Menurut penelitian Pusat Penelitian Pew terjadi kenaikan sebesar
6,7% orang yang tidak beragama dalam kurun waktu 2007 hingga 2014. Populasi
umat muslim di Amerika Serikat cenderung mengalami pertumbuhan bahkan semenjak
peristiwa Serangan 11 September 2001. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah
muslim di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut agama Yahudi. Dari 50
negara bagian di Amerika Serikat dan 1 distrik federal, Mississippi adalah
negara bagian yang paling religius dengan persentasi 59% penduduk masuk dalam
kategori sangat religius. Diurutan kedua ditempati oleh negara bagian Alabama
dengan persentase 56% penduduknya tergolong kedalam kategori sangat religius.
Sedangkan Utah yang merupakan negara bagian dengan kantong populasi pengikut
mormon terbesar terdapat 54% penduduknya yang termasuk kategori sangat
religious.
Sumber:


0 komentar: