A. Pemuda dan Sosialisasi
1.1 Pengertian Pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.
Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung.
1.2 Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah beberapa individu yang membaur atau
berkomunikasi di dalam kehidupan
bermasyarakat, dan mereka beraktifitas saling membantu dan menolong karena ada
visi dan misi tertentu yang ingin mereka capai.
1.3. Internalisasi belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan
yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin
norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
- Norma-norma yang mengatur pribadi
yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang
bersih.
- Norma-norma yang mengatur hubungan
pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar
manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk
mencapai kedamaian hidup.
1.4 Proses sosialisasi
-Tahap persiapan
(Preparatory Stage)
Tahap ini dialami
sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal
dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap
ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata
"makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan
kenyataan yang dialaminya.
-Tahap meniru (Play
Stage)
Tahap ini ditandai
dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan
oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri
dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari
tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari
anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain
juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia
berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut
merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya
diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak,
orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
-Tahap siap bertindak
(Game Stage)
Peniruan yang
dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga
dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi
semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di
luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
-Tahap penerimaan
norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini
seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan
bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap.
Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat
dalam arti sepenuhnya.
1.5 Peran sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat
Peran mahasiswa dalam masyarakat sangat penting. Tak
bisa dipungkiri, mahasiswa memberikan peran penting dalam pembangunan masyarakat.
dalam beberapa aspek kehidupan, salah satu di antaranya, pendidikan, mahasiswa
mengambil andil yang krusial dalam terwujudnya kondisi akademis yang dibawa ke
wilayah kemasyarakatan. Ini perlu, sebagai agent of change, mahasiswa menjadi
pihak perubahan, yang pada awalnya banyak yang tidak diketahui, banyak yang
bernilai kurang, mahasiswa memberi sesuatu yang bernilai lebih pada masyarakat.
Di antara yang bisa
kita lihat, peran mahasiswa, adalah berbaurnya mereka bersama masyarakat dalam
proses pembangunan. Para mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya
mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Sebagai
contoh, ada mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan Agama Islam, dapat kita
bayangkan, bahwa mereka bisa mengambil andil penting dalam aktifitas keagamaan,
seperti sebagai imam masjid atau khatib di hari Jumat.
Di
lingkungan-lingkungan masyarakat lainnya, mahasiswa –sepantasnya- ada di sana,
juga sebagai pelaku yang dianggap oleh masyarakat. semisal, dalam rapat
menyelesaikan masalah desa/kelurahan. Mahasiswa memiliki potensi untuk
mengeluarkan gagasan cemerlang sebagai bukti bahwa apa yang dipelajari di
universitas memang ada manfaat lebih.
Karakter mahasiswa
pun ditilik masyarakat sebagai hal yang baik, selama memang mahasiswa
benar-benar menjalani status sebagai seorang mahasiswa sejati. Contohnya,
seorang mahasiswa dididik untuk memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab,
akademis, solutif, dan berakhlak terpuji. Bagi masyarakat, mahasiswa adalah
harapan. Mahasiswa –harusnya- adalah titik terang untuk masa depan.
Seberapa besar peran
mahasiswa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat tergantung bagaimana
mahasiswa menyikapi diri untuk menjadi bermanfaat bagi warga sekitar mereka.
sebab, tidak semua mahasiswa benar-benar sadar akan apa yang mereka emban.
Status mahasiswa, jika saja tidak dimaknai dengan baik oleh mahasiswa itu
sendiri, akan menjadi hal yang akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya
mengharapkan mahasiswa sebagai penyelesai masalah menjadi pengganggu dalam
masalah yang tak selesai-selesai. tentunya, itu bukanlah harapan mahasiswa dan
masyarakat seutuhnya. Kesadaran, adalah yang terpenting, tentang bagaimana
membangun negeri ini agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
Peran pemuda dalam masyarakat
Masyarakat
membutuhkan peran sertapemuda untuk kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang
punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa.
Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan
semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk
menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan
masyarakat.
Sejarah membuktikan,
bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda,
Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya
diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum
muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap
pongahnya kekuasaan.
Bung Karno disebut-sebut
orang yang memiliki semangat menyala-nyala dalam merebut kemerdekaan dari
tangan penjajah, ketika beranjak senja, beliau dianggap tidak mampu lagi
meneruskan kepemimpinannya di negara Indonesia, demikian pula dengan banyak
pemimpin lainnya. Ini menunjukan bahwa pemuda memegang peranan yang sangat
besar di dalam proses perubahan dan eprtumbuhan serta perkembangan suatu
masyarakat.
Meskipun demikian,
fakta menunjukan bahwa tidak semua pemuda memiliki semangat juang yang positif.
Maraknya penggunaan narkoba serta penyalahgunaan obat-obat bius lainnya memaksa
kita untuk menyadari bahwa banyak sekali yang harus dilakukan untuk membina
kaum muda agar energinya yang sangat banyak tersalur kepada hal-hal yang
positif.
Dengan
demikian, dibutuhkan pembinaan yang intensif terutama pembinaan moral agar
pemuda memiliki rasa tanggung jawab untuk membangun serta berjuan untuk
kemakmuran rakyat, tidak hanya untuk kepentingan pribadinya.
B.Pemuda dan Identitas
2.1 Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi
Pemuda
Pola dasar
pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978
tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar
pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional :
Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar
Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda
dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai
ditengah masyarakat.
Arah
pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang
memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang
Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
2.2 Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi
muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek
pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan
kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional
bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan
dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan
kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum
dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Pengertian
pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Generasi
merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi
pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk
kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu
mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota,
anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya
upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta
semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat
dan terutama generasi muda itu sendiri.
Arah
kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa
pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat
dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda
yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan
fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna,
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan
perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam
kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan
generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna
Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang
diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
2.3 Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai
permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah
generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal
maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh
berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga
merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan
kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan
generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan
hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan
generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya
perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah
umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi
perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja
termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan
yang menyangkut generasi muda.
Dan ada
juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh
lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan
orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal
hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap
apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang
bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di
dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess
atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang
mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan
lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan
untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para
remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan
pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung
rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan
tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya
hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan
masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang
keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan
pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat
nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian
besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan
seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak
muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
2.4 Potensi- potensi Generasi Muda
Potensi-potensi
yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli,
dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan
kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan
teknologi
2.5 Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Perguruan dan Pendidikan
3.1 Mengembakan Potensi Generasi Muda
Negara
berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan
tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung dengan itu negara yang berkembang
merasakan selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan
pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja dengan keterampilan khusus.
Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang
merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber
alam yang mereka miliki.
Pembinaan
dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih
banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan
formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek
lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus
diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Cara
mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3.2 Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
• Pendidkan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan
juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar
anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu
memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang
terdahulu.
Tujuan
pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik
dalam segala aspek kehidupan.
Macam-macam
pendidikan:
-Pendidikan
umum
Pendidikan
umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan
pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
-Pendidikan
kejuruan
Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan
formal.
-Pendidikan
akademik
Pendidikan
akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
-Pendidikan
profesi
Pendidikan
profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
-Pendidikan
vokasi
Pendidikan
vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang
diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
-Pendidikan
keagamaan
Pendidikan
keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu
agama.
-Pendidikan
khusus
Pendidikan
khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa
satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam
bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
• Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik
perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi
disebut dosen.
Menurut
jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
-Perguruan
tinggi negeri
adalah
perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
-Perguruan
tinggi swasta,
adalah
perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
3.3 Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam Perguruan
Tinggi
-Pertama,
sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki
pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk
terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai
masalah yang ada dalam masyarakat.
-Kedua,
sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa
mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan
generasi muda lainnya.
-Ketiga,
mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam
bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
-Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Sumber :
https://annisazainal.wordpress.com/tag/ilmu-sosial-dasar-pemuda-dan-sosialisasi/http://aripsaputra.blogspot.com/2011/10/pengertian-sosialisasi-internalisasi.html
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pola-dasara-pembinaan-dan-pengembangan-pemuda/

0 komentar: